-->

Ads 720 x 90

Ternyata Ini Permasalahan pada Pembelajaran Penjas

MASALAH PADA PEMBELAJARAN PENJAS  – Bismillah, Assalamu’alaikum seluruh pembaca. Di kesempatan kali ini saya akan coba ajak rekan-rekan untuk berdiskusi tentang beberapa permasalahan yang sering terjadi selama pembelajaran penjas. Kebetulan topik ini yang sering dibahas di forum-forum guru penjas di Indonesia, maka dari itu semoga tulisan ini bisa menambah wacana diskusi bagi rekan-rekan guru penjas.

Kebetulan materi tulisan ini merupakan hasil observasi sekaligus laporan kritis dari kegiatan Magang Kependidikan (PPL) saya sewaktu masih kuliah dulu. Tidak ada salahnya kan saya bagikan di sini.


Permasalahan pada Pembelajaran Penjas

Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, ditemukan permasalahan kompleks yang terjadi pada siswa di kelas IV SD Negeri Karangasem 3 Surakarta, dan tidak menutup kemungkinan juga terjadi di sekolah-sekolah lain.

Permasalahan yang terjadi saya sebut kompleks karena apabila permasalahan itu terjadi, maka akan mempengaruhi seluruh proses pembelajaran dan dampak yang terjadi tidak hanya bagi siswa yang mengalami permasalahan melainkan berdampak pula terhadap siswa lain satu kelas.

Di sekolah yang saya observasi terdapat 34 siswa yang ada di kelas IV SD Negeri Karangasem 3 Surakarta yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Di dalam kelas tersebut terdapat berbagai sifat dan karakteristik dari anak sekolah dasar.

Sebagaimana yang dikemukakan Santrock (2004:23), bahwa melalui sekolah dasar, anak untuk pertama kalinya belajar untuk berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih luas dengan orang lain yang baru dikenalnya, sehingga menyebabkan pertemuan berbagai karakteristik anak yang tidak bisa dihindarkan.

Jadi, pada masa usia sekolah dasar ini terdapat dua fase yang terjadi, fase pertama yaitu masa kelas rendah (usia 6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun) atau bisa dikategorikan mulai dari kelas I sampai kelas III. Fase yang kedua adalah masa usia kelas tinggi (usia 9 tahun sampai kira-kira usia 12 tahun) atau bisa dikategorikan mulai kelas IV sampai kelas VI.

Oleh karena kelas yang saya amati adalah kelas IV sehingga bisa dikategorikan sebagai kelas tinggi. Menurut Fuad (2008:68) karakteristik anak sekolah dasar kelas tinggi adalah a) Adanya minat terhadap kehidupan sehari-hari; b) Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar; c) Terdapat minat pada mata pelajaran khusus; d) Gampang bosan terhadap mata pelajaran apabila tidak sesuai dengan keinginannya; e) Gemar membentuk kelompok sebaya; dan f) Mengidolakan seseorang yang sempurna.

Dari karakteristik yang telah dikemukakan tersebut, jelaslah bahwa anak kelas tinggi memang mudah bosan dan gemar membentuk kelompok sebaya yang biasanya berdasarkan kesukaan yang sama. Berdasarkan kegiatan praktek mengajar terbimbing yang saya lakukan, hal tersebut sesuai dengan temuan masalah yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem 3 Surakarta.

Mayoritas siswa pada saat pembelajaran atletik khususnya materi gerak dasar lokomotor (berjalan, berlari, melompat, dsb) setelah 15 menit pembelajaran berlangsung sudah mulai bosan dengan indikasi tidak konsentrasi mendengarkan instruksi dari guru dan juga mulai mengobrol dengan teman di sebelahnya.

Hal ini diperparah dengan karakteristik mereka pada poin “gemar membentuk kelompok sebaya” sehingga mengakibatkan obrolan yang dimulai oleh satu anak bisa meluas menjadi kelompok-kelompok kecil di kelas. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap keberlangsungan pembelajaran, baik dalam pencapaian indikator kompetensi dasar pada khususnya maupun tujuan pembelajaran pada umumnya.

Salah satu hal yang menjadi pendukung masalah tersebut di atas adalah pada materi gerak dasar lokomotor pada pembelajaran atletik, anak-anak sudah merasa mampu karena menurut mereka hanya berjalan, berlari, dan melompat adalah hal yang mudah. Sehingga kecenderungan siswa dalam menyepelekan materi gerak dasar lokomotor menjadi bertambah.

Selain itu juga ketersediaan berbagai media pembelajaran PJOK yang ada di SD Negeri Karangasem 3 juga tidak bisa sepenuhnya menjadi daya tarik ataupun faktor penentu keberhasilan selama proses pembelajaran.

Dengan adanya media pendukung khususnya pada materi gerak dasar lokomotor pembelajaran atletik, siswa biasanya hanya fokus dan tertarik dengan materi pembelajaran kurang lebih sekitar 15 menit, selebihnya mereka cenderung sudah bosan dan mulai gaduh.

Dari informasi yang diberikan oleh Bapak Andrew selaku guru pamong dan juga guru mata pelajaran PJOK, di kelas IV memang menjadi salah satu kelas yang susah diatur apabila proses pembelajaran sudah tidak kondusif. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa anak yang menjadi provokator atas kegaduhan yang terjadi selama proses pembelajaran atletik.

Terkadang juga sering terjadi apabila kelas mulai gaduh akibat dari kebosanan yang dirasakan beberapa siswa, mereka memprovokasi teman-teman yang lain untuk minta bermain saja, dan seringnya permintaan bermain siswa tersebut tidak ada kaitannya dengan materi pembelajaran.

Sehingga proses pembelajaran pada materi tersebut rawan untuk tidak terlaksana dalam kaitannya pencapaian beberapa kompetensi dasar, karena anak sudah tidak fokus dan perhatian terhadap materi yang sedang berlangsung.

Idealnya ketika di sekolah, anak akan banyak belajar mengenai kecakapan hidup maupun ketrampilan untuk menghadapi derajat pendidikan selanjutnya. Berbagai kegiatan dan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah akan mencapai tujuan yang diinginkan apabila kendala-kendala yang ada dapat diatasi dan tidak menjadi penghambat berjalannya proses pembelajaran.

Namun apabila permasalahan-permasalahan yang telah saya paparkan diatas tidak segera dicari solusi pemecahannya, maka akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran bukan hanya pada mata pelajaran PJOK khususnya, melainkan semua mata pelajaran di sekolah.

Hal tersebut tentu akan sangat merugikan banyak pihak, mulai dari siswa, guru maupun pihak sekolah kaitannya dengan hasil belajar siswanya, karena jelas akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu pentingnya upaya pemecahan untuk mengatasi permasalah tersebut dikaji bersama.

Kebetulan artikel tentang Solusi Pemecahan Masalah Pembelajaran Penjas sudah saya tulis. Sila baca di artikel ini [Solusi Pemecahan Masalah Pembelajaran Penjas]

Terimakasih atas waktu dan perhatiannya membaca tulisan saya ini, semoga bermanfaat.

Tulisan Terkait

Post a Comment

Berlangganan Artikel Terbaru